Senin, 25 Juli 2011

Gasnas In DODIK BELA NEGARA RINDAM V BRAWIJAYA MALAM




Try Out dan TC 2010









Kumi Embu VII ( IV DAN )

edan Gaeshi Tobi Ren Geri

Gyaku Geri Chi San RHK

Gyaku Sode Dori / Gyaku Sode Maki

Omote Nage / Ura Nage

Chudan Gaeshi Uchi Uke Zuki

Kakuritsu Ken Dai Go ( Dan Geri Sambo Uke )

Maki Komi Gote / Morote Kiri Gote

Ushiro Eri Dori / Ushiro Kubi Nage

Kaishin Zuki Osea Kannuki Nage

Hangetsu Kubi Nage

Kumi Embu VI ( III DAN )

Gedan Gaeshi RHK

Chudan Gaeshi RHK

Konoha Okuri

Ryu Nage / Soto Maki Tembin

Mikazuki Gaeshi Kari Ashi

Soku to Geri Hiki Ashi Nami Gaeshi

Sode Maki / Sode Maki gaeshi

Okuri Tsuki Taoshi / koshi Kujiki

Hangetsu Gaeshi Sukui Kubi Nage

Kiri Kaeshi Gote / Kiri Kaeshi Nage

Kumi Embu V ( II DAN )

Tsuki Ten Ichi RHK

Tai ten Ichi RHK

Idori Gyaku Gote

Uwa Uke Nage / Uwa Uke gyakute Nage

Kinteki Geri Hiza Uke Nami Gaeshi RHK

Jun Geri Chi Ichi RHK

Maki Otoshi

Okuri Hiji Zeme

Shita Uke Geri Kote Nage

Keri Ten Ichi Sukui Kubi Nage

Kumi Embu IV ( I DAN )

Harai Uke Geri RHK

Kote Maki Gaeshi

Tsubame Gaeshi RHK

Maki Gote ( Morote )

Mawashi Geri Sambo Uke Nami Gaeshi RHK

Okuri Gote ( ryote )

Furi Ten Ni RHK

Ude Maki

Keri Ten San RHK

Oshi Gote ( ryote )

Kumi Embu III ( Kyu I )

Uchi Uke Zuki RHK

Soto Uke Zuki RHK

Sode Nuki

Uwa Sode Dori

Kusshin Zuki RHK

Soto Oshi Uke Zuki RHK

Kata Muna Otoshi

Eri Juji

Ude Maki

Chidori Gaeshi RHK

Kumi Embu II ( Kyu II )

Tsubame Gaishi

Uchi Uke Geri

Juji Nuki ( katate )

Juji Gote ( Katate )

Han Tenshin Geri

Juji Uke Geri

Kiri Kaeshi Nuki ( Katate )

Kiri Gote ( Katate )

Shita Uke Jun Geri

Tsuki Ten Ichi

Kumi Embu I ( Kyu III )

Ryu Sui Geri

Uwa Uke Geri

Kote Nuki

Gyaku Gote

Uchi Uke Zuki

Shita Uke Geri

Uwa Uke Zuki

Katate Yori Nuki

Ryote Yori Nuki

Katate Okuri Gote

WAZA KYU II

1. tensin geri ren han ko
2. uchi uke geri ren han ko
3. kiri nuki (uchi, soto)
4. juni nuki (katate, Ryote)
5. gassho nuki
6. yoko tenshin geri ren han ko
7. han tensin geri ren han ko
8. juji gote (katate, ryote)
9. ryaku juji gote
10. juji uke geri ren han ko
11. ryaku juji gote
12. juji uke geri ren han ko
13. ryote okuri gote ura gatame
14. kiri kaeshi nuki
15. san kaku Nuki (yoko hiji ate)
16. kiri gote (katate, morote)
17. tsubame gaeshi ren han ko
15. chidori gaeshi, kari ashi Ren Hanko.

PB PERKEMI

SUSUNAN PERSONALIA KEPENGURUSAN TINGKAT PUSAT PENGURUS BESAR PERSAUDARAAN BELADIRI KEMPO INDONESIA ( PB. PERKEMI ) MASA BAKTI 2007 - 2011

PENGURUS BESAR

PERSAUDARAAN BELA DIRI KEMPO INDONESIA

(PB. PERKEMI)

SUSUNAN PERSONALIA KEPENGURUSAN TINGKAT PUSAT

PENGURUS BESAR PERSAUDARAAN BELADIRI KEMPO INDONESIA

( PB. PERKEMI ) MASA BAKTI 2007 - 2011

Berdasar Surat Keputusan Ketua Umum KONI Pusat No. : 134 Tahun 2007

Tentang

Pengukuhan Personalia Kepengurusan Tingkat Pusat Pengurus Besar

Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia (PB. PERKEMI)

Masa Bakti 2007 - 2011

- Dewan Kehormatan :

1. Rita Subowo (Ketua Umum KONI & KOI)

2. Prof. Dr. Ir. Ginandjar Kartasasmita.

3. Drs. Indra Kartasasmita, MSc.

4. Ir. Sidharta Aboejono Martoredjo

5. Harry Triono, S.IP.,MM.

6. Ir. R. Ermansyah Yamin

7. Ir. Suryanto

8. Timbul Thomas Lubis, SH., LL.M.

- Dewan Penyantun :

Ketua : Kusumo Abuejono Martoredjo

Wakil Ketua : Ny. Nadia Kresna Anna Sunindar

Wakil Ketua : Dr. Mohamed Idwan Ganie, S.H.

Sekretaris : Sekretaris Jenderal PB. Perkemi

Anggota :

1. Jahya Soetoyo, MBA.

2. Arief Tarunakarya Surowidjojo, S.H.,LL.M.

3. Joyo Winoto, Ph.D.

4. Ir. Nyoman G. Wiryanata, MBA

5. Ir. Budi Santoso

6. Iman Sarwoko, S.E.

7. Didi Dermawan, SH., LL.M.

8. Ade Sachman H. Kadiman

- Pengurus Besar :

Ketua Umum : Timbul Thomas Lubis, S.H., LL.M.

Wakil Ketua Umum : Ir. Sidharta Abuejono Martoredjo

Sekretaris Jenderal : Ruddy Budy Manoppo, S.H.

Wakil Sekretaris Jenderal I : Drs. Adi Wibowo, MM.

Wakil Sekretaris Jenderal II : Donisius Situmorang

Bendahara : Ir. Fifi Syamsuddin, MSISE

Wakil Bendahara I : Luhut Martujuan Gurning, S.E.

Wakil Bendahara II : Dra. Ullya Himawaty

- Komisi Organisasi, Hukum dan Etika :

Ketua : Timbul Thomas Lubis, SH., LL.M.

Wakil Ketua : Bismoko, SH.

- Komisi Hubungan Luar Negeri :

Ketua : Ferry Aboejono Martoredjo, S.E.

Wakil Ketua : Ir. Barresto Fransisco d Jesus

- Komisi Pembinaan Prestasi :

Ketua : Drs. Yudi Siswantoro, M.Si.

Wakil Ketua : Drs. Garuda Zainuddin

- Komisi Penelitian dan Pengembangan :

Ketua : Dr. dr. James Tangkudung, Sportmed. M.Pd.

Wakil Ketua : Ir. Arief Chandra Setiawan

- Komisi Pertandingan dan Perwasitan :

Ketua : Drs. Wartoyo, MM.

Wakil Ketua : Elisabeth Prahmanawaty

- Komisi Pelajar dan Mahasiswa :

Ketua : Drs. Sofyan Hanif

Wakil Ketua : Djombriek, S.E.

- Komisi Daya dan Dana :

Ketua : Jimmy Sumarlin

Wakil Ketua : Ir. Maya Moerad

- Komisi Media dan Humas :

Ketua : Ardhian Novianto, SIP.

Wakil Ketua : Roy Emiril Djoenaid

- Komisi Perencanaan dan Anggaran :

Ketua : Ir. Othman Djoenaid

Wakil Ketua : Samaun A. Thalib, S.E.

- Komisi Perlengkapan dan Umum :

Ketua : Ir. J.M. Hanggoro

Wakil Ketua : Robby Yohanes

- Badan Pengawas Keuangan :

Ketua : Yan Partawijaya, SE.

Wakil Ketua : Indra Rambe, S.E.

Anggota : Anton Darmawan, SE.

- Dewan Guru :

Ketua : Drs. Indra Kartasasmita, M.Sc.

Wakil Ketua I : Nilo Hadisusilo, S.E.

Wakil Ketua II : Djumhana Sidik, S.H.

Sekretaris : Drs. Ananto Haryono, MM.

Wakil Sekretaris : Sigit Sayuto, S.E.

Anggota :

1. Henry Soselisa 11. Ir. Agus Tanimoto

2. Hans Johannes Pohan 12. Dr. Virly Ardianto, Sp.PD.

3. Drs. Yudi Siswantoro, M.Si. 13. Drs. Pande Sumarta Yoga

4. Drs. Garuda Zainuddin 14. Nurdin

5. Denny Alaudsyah Djoenaid 15. Yanuar Rizal, S.E., MM.

6. Ferryanto Aboejono Martoredjo, S.E. 16. Elisabeth Prahmanawaty

7. Drs. Wartoyo, MM. 17. Drs. Zulkifly Nasution

8. Gofy Handikawati, S.H., Sp. N. 18. Made Mandiyasa, S.E.

9. Onny Azistiono 19. Goerge Hadjoh, S.H.

10. Dr. Yuli Sumarsono, Sp.PK. 20. Suprayogi, S.Pd.

- Majelis Sabuk Hitam :

Ketua : Ir. Sidharta Aboejono Martoredjo

Wakil Ketua I : Ibrahim Masna

Wakil Ketua II : Henry Soeselisa

Sekretaris : Merary Nainggolan, S.E.

Wakil Sekretaris : Hans Johannes Pohan

Anggota :

1. Prof. Dr. Idrus Andi Paturusi (Sulsel)

2. Ir. Benny Sukawanto, MBA. (Jabar)

3. Ir. Harry Baskoro (Jatim)

4. Dr. Christian Handayani, M.Psy (DIY)

5. M. Syawal Bondoreso, MM. (Kalbar)

6. Ir. Abdul Rahman Nasution, Msi (Papua Barat)

7. Barnabas Djurumana, S.H. (NTT)

8. Frederick Billy, S.H. (Bali)

9. Yulianto Maris, S.E. (DKI Jakarta)

10. Yanuar Rizal, S.E., MM. (Sumbar)

Alamat :

Pintu VI Stadion Gelora Bung Karno, Senayan

Jakarta 10270

Telp : 5712017 Fax. : 5732740

E-mail : perkemi@cbn.net.id

Website : www.perkemi.or.id

FALSAFAH SORINJI KEMPO

Karena seni bela diri kempo waktu itu menjadi sebagian dari latihan bagi para calon Bikshu, dengan sendirinya ilmu itu harus mempunyai dasar falsafah yang kuat. Dengan dilandasi agama Budha, yaitu membunuh dan menyakiti, maka semua KENSHI (pemain Kempo) dilarang menyerang terlebih dahulu sebelum diserang. Hal ini menjadi doktrin Kempo, bahwa "perangilah dirimu sendiri sebelum memerangi orang lain". Berdasarkan doktrin ini mempengaruhi pula susunan beladiri ini, sehingga gerakan teknik selalu dimulai dengan mengelak/menangkis serangan dahulu, baru kemudian membalas. Selanjutnya disesuaikan menurut kebutuhan yakni menurut keadaan serangan lawan.

Dharma selalu mengajarkan bahwa disamping dilarang menyerang juga tidak selalu setiap serangan dibalas dengan kekerasan. Sehingga dalam ilmu Kempo itu lahirlah apa yang berbentuk mengelak saja. Cukup menekukkan bagian-bagian badan lawan, kemudian mengunci dan bila terpaksa barulah dilakukan penghancuran titik-titik lemah lawan, berupa tendangan, sikutan, pukulan dan sebagainya. Bentuk yang pertama dikenal sebagai JUHO dan yang berikutnya sebagai GOHO.

Setiap kenshi diharuskan menguasai teknik GOHO (keras) dan JUHO (lunak), artinya tidak dibenarkan apabila hanya mementingkan pukulan dan tendangan saja dengan melupakan bantingan dan lipatan-lipatan.

URUTAN WAZA KYU-IV

  1. Ryu Sui Geri
  2. Uchi Uke Zuki
  3. Ude Juji
  4. Kote Nuki
  5. Kote Nuki Yang Disempurnakan
  6. Gyaku Gote
  7. Uwa Uke Geri Vs Shuto Uchi

HASRAT DAN TUJUAN MEMASUKI KEMPO

  • bela diri
  • kuat fisik dan mental
  • olahraga supaya sehat/kuat
  • menguasai diri

JANJI DAN IKRAR PERKEMI

JANJI
Kami berjanji : Akan selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghormati atasan, tidak meremehkan bawahan,  saling mengasihi, saling menolong.
Kami berjanji : Akan tunduk pada pimpinan, mengikuti latihan tanpa keraguan, sebagai insan yang murni.
Kami berjanji : Akan mengamalkan ajaran Kempo, bagi masyarakat banyak, dan tidak hanya untuk kepentingan pribadi.
IKRAR
Kami Putra Indonesia : Pecinta Tanah Air, bertekad mempertinggi martabat bangsa.
Kami Putra Indonesia : Pembela kebenaran dan keadilan, berprikemanusiaan, bersopan santun, senantiasa mengutamakan, kepentingan bangsa dan negara, diatas kepentingan pribadi.

TEKNIK BELA DIRI SHORINJI KEMPO

Bela diri Kempo merupakan beladiri yang menggunakan teknik lunak (JUHO) maupun teknik keras (GOHO). Keduanya dilakukan secara. Teknik lunak atau JUHO merupakan teknik yang menggunakan elakan saja, menekukkan bagian-bagian badan lawan, atau mengunci lawan. Apabila terpaksa maka dilakukan teknik GOHO yang berupa tendangan, pukulan, sikutan, dan sebagainya. Setiap kenshi diharuskan menguasai teknik GOHO maupun JUHO dan tidak dibenarkan apabila haya mementingkan pukulan dan tendangan saja, dan melupakan bantingan dan lipatan-lipatan

SEJARAH BELA DIRI KEMPO

  Kurang lebih pada tahun 550 M, pendeta budha ke-28 yang bernama DHARMA TAISHI berpindah dari tempat tinggalnya di BARAMON (India) ke daratan TIONGKOK. Ia menetap di sebuah kuil yang bernama SIAUW LIEM SIE atau dikenal kemudian dengan nama SHORINJI yang terletak di Propisi KWA NAM. Selama dalam perjalanan dan pengembaraannya, Dharma Taishi juga menyebarkan agama Budha. Dalam tugasnya ini, tidak sedikit tantangan, acaman, dan hinaan yang dialaminya, bahkan hampir merenggut nyawanya. Dari pengalaman-pengalaman itu timbullah anggapan dalam dirinya bahwa seorang calon biksu sebaikya juga melatih ketahanan jasmaninya, di samping membersihkan rohaninya untuk mecapai nirwana dengan bersemedi.
            Dharma Taishi atau yang bergelar Pendeta Buddha ke-28 selama di India pernah belajar Indo Kempo (SIlat India), dan karena tantangan-tantangan yang dihadapinya dalam pengembaraannya di Tiongkok, kemudian ia mempelajari pula berbagai aliran silat Tiongkok kuno. Selama 9 tahun ia bertapa, tekadnya menyusun suatu ilmu mempertahankan diri dan dimaksudkan sebagai syarat dan mata pelajaran bagi calon pendeta Buddha.
Seni beladiri ini dilatih secara khusus kepada para calon biksu didikannya, dan diajarkan secara rahasia dalam kuil shorinji. Selain anggota, tidak boleh melihat atau masuk ke dalam kuil. Namun keampuhan seni beladiri ciptaannya itu dengan cepat pula menjadi buah bibir masyarakat sekitarnya, bahkan menjalar secara luas di daratan Tiongkok.
            Shorinji Kempo sendiri mengalami perkembangan pesat di daratan Tiongkok. Pengikutnya kian bertambah banyak. Sebab itu, shorinji Kempo kian berpengaruh dalam masyarakat Tiongkok.

Lahirnya Shorinji Kempo di Jepang            Di awal abad XX, yakni di tahun 1900 – 1901, di Tiongkok meletuslah perlawanan rakyat menentang masuknya kolonialisme barat. Dan banyak pengikut Shorinji Kempo melibatkan diri dengan perlawanan rakyat. Pemberontakan di awal abad XX tersebut akhirnya menjadi suatu pergerakan nasional dan disokong oleh Ratu Tze-Sji, yang juga ingin membersihkan tanah airnya dari penjajahan bangsa barat.
            Dengan mengerahkan bantuan yang besar dan juga mempergunakan peralatan perang mutahir, pihak Kolinialisme Barat akhirya mampu mematahkan perlawanan rakyat Tiongkok. Perang yang menelan jutaan korban itu terkenal dengan sebutan “Perang Boxer”. Dan oleh Kolonialisme Barat, pengikut-pengikut Dharma Taishi dikerjar dan dibunuh, organisasinya dilarang, kuil-kuil Shorinji dirusak dan dibakar.
            Namun demikian, masih banyak pengikut Shorinji Kempo dan juga Biksu-biksu yang sempat meloloskan diri dari kejaran pasuka penjajah. Kembanyakan dari mereka yang meloloskan diri tersebut masih berusia muda dan belum menguasai seni bela diri yang diwariskan oleh Dharma Taisi tersebut.
            Kebanyakan mereka melarikan diri ke arah Timur dan Selatan, dan mengajarkan aliran Shorinji yang mereka kuasai kepada pedangang-pedagang di Okinawa, Taiwan, dan juga Muangtai.
            Karena tidak terorganisirnya kesatuan, maka penyebara Shorinji mulai membentuk seni beladiri baru. Mereka yang melarikan diri ke Muangthai dengan hanya menguasai teknik GOHO (memukul, menendang, dan menangkis), mempengaruhi perkembagan seni bela diri yang ada di daerah tersebut. Maka muncullah apa yag disebut “Thai Boxing”.  Ajaran Shorinji, terutama teknik GOHO, juga mempengaruhi seni beladiri yang ada di Okinawa sehingga timbullah beladiri bernama OKINAWATE (kemudian dikenal sebagai KARATE).
            Mereka yang melarikan diri ke Kepulauan Jepang lainnya, dan menggunakan teknik JUHO (lunak) juga mempengaruhi seni bel diri yang ada di daerah-daerah tersebut. Dari Juho kemudian muncullah seni bela diri JU-JIT-SU , juga AIKIDO, dan Judo.
            Pada tahun 1928, seorang pemuda dari Jepang bernama SO DOSHIN di kirim ke Tiongkok dalam pasukan ekspedisi tenntara Jepang ke Manchuria. So Doshin yang tak sepaham dengan cara-cara penjajahan Jepang, kemudian melarikan diri dari induk pasukannya dan mengembara di daratan Tiongkok. Dalam pengembaraannya, ia bertemu dengan seorang pendeta Budha yang akhirnya membawanya ke kuil SIAU LIEM SIE. Kuli ini telah diperbaiki oleh penerus-penerus Dharma Taishi, setelah dimusnahkan oleh Kolonialisme dalam perang Boxer.
            Di kuil shorinji, So Dhosin akhirnya mempelajari ilmu Shorinji Kempo, langsung dibawah asuhan Mahaguru (Sihang) ke-20 yaitu WEN TAY SON. Dengan tekun ia berlatih dan karena kesetiaan dan penguasaanya yang sempurna akan Shorinji Kempo, maka So Doshin diberi penghargaan tertinggi menjadi Mahaguru ke-21 dan diperbolehkan meninggalkan kuil Shorinji untuk meneruskan ajaran Kempo di daratan Jepang.
            Tahun 1945, setelah 17 tahun menggembleng dirinya di kuil Shorinji Kempo, So Doshin yang telah bergelar Sihang ke-21 kembali ke Jepang. DI Jepang ia membuat DOJO (Tempat Latihan) sediri. Ia memilih tempat kota Tadotsu, yang terletak di propinsi Kagawa, di Pulau Shikoku yang kemudian terkenal sebagai Pusat Shorinji Kempo.
            Murid-muridnya mulai berdatangan di Dojonya, tidak saja dari daerah sekitarnya, juga dari daerah-daerah lain di Jepang, bahkan dari luar Jepang sendiri (terutama mahasiswa asing yang sedang belajar di Jepang), Sihang ke-21 ini seperti halnya yang dialaminya sendiri, juga menempa murid-muridnya dengan disiplin yang keras. Namun dibalik berbagai gemblengan fisik dan mental yang keras, Guru Besar Shorinji Kempo ini tetap menempatkan seni bela diri ini sebagai pengayoman hati dan jiwa dengan penuh rasa damai dan welas asih bagi para Kenshinya.

PERKEMBANGA SHORINJI KEMPO DI INDONESIA
            Konsekuensi yang harus dilaksanakan oleh pemerintah Jepang setelah kesalahannya pada Perang Dunia II kepada bangsa Indonesia adalah membayar Pampasan Perang. Salah satu dari cara atau bentuk pembayara pampasan itu adalah sejak akhir 1959, pemerintah Jepang menerima mahasiswa Indonesia dan juga pemudaya belajar dan training di negeri tersebut.
            Maka, sejak itu secara bergelombang dari tahun ke tahun sampai tahun 1965, ratusan mahasiswa dan pemuda Indonesia mendapat kesempatan untuk belajar di Jepang. Dari Jumlah tersebut tidak sedikit pula di antara mereka yang memanfaatkan waktu-waktu senggang dan liburnya untuk belajar dan memperdalam seni bela diri yang ada di Jepang. Dari mereka ini pula, akhirnya sekembalinya ke tanah air tidak saja menggondol ijazah menurut bidang study mereka, juga memperoleh tambahan, berupa penguasaan atas seni bela diri yang ada di Jepang, seperti: Karate, Judo, Ju Jit Su dan Juga kempo.
            Pada tahun 1962, dalam suatu acara kesenian yang dipertunjukkan mahasiswa Indonesia menyambut kunjungan tamu-tamu penting dari Tanah Airnya, seorang pemuda Indonesia bernama Utin Syahraz mendemonstrasikan kebolehannya bemain Kempo. Utin Syahraz tiba di Tokyo sekitar tahun 1960 sebagai Trainee Pampasan. Sebelumnya, ia adalah pegawai pada Departemen Pekerjaan Umum di Jakarta. Apa yang didemonstrasikan itu, akhirnya menarik minat pemuda dan mahasiswa Indonesia lainnya. Mereka antara lain Indra Kartasasmita dan Ginanjar Kartasasmita serta beberapa lainnya yang datang kemudian di Jepang. Dalam waktu-waktu luang dan libur, mereka memanfaatkan waktunya untuk datang langsung ke Pusat Shorinji Kempo di Kota Tadotsu untuk membina langsung seni bela diri tersebut dari Sihangnya.
            Untuk meneruskan warisan bela diri Shorinji Kempo, seperti apa yang mereka peroleh di Jepang kepada rekan-rekan senegaranya, ketiga pemuda yaitu Utin Syahraz, Indra Kartasasmita dan Ginandjar Kartasasmita bertekad melahirkan dan membentuk suatu wadah yang bernama PERKEMI (Persaudaraan Beladiri Kempo Indonesia). Wadah ini secara resmi dibentuk pada tanggal 2 Februari 1966.
            Kini PERKEMI talah melahirkan ribuan kenshi-kenshi yang bersebar di seluruh Tanah air. PERKEMI berada dibawah naungan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) , dan juga menjadi anggota penuh dari Federasi Kempo se-Dunia WSKO (World Shorinji Kempo Organization) yang berpusat di Kuil Shorinji Kempo di kota Tadotsu, Jepang.

Sejarah Singkat Shorinji Kempo

sejarah singkat shorinji kempo

Shorinji Kempo ditemukan di Jepang pada tahun 1947 oleh Doshin So. Tetapi awal mula sejarahnya dapat di pastikan bermula dari India sekitar 5000 tahun yang lalu, dimana tehnik beladir fisik berkembang dan menyebar bersama ajaran Budha yang saat itu masuk ke daratan Cina, dan mengakar di Biara Shaolin.
Tehnik Kempo mulai dipelajari dan dipakai oleh para pendeta di Shaolin untuk melatih tehnik beladiri dan juga dipakai untuk melatih mereka secara spiritual.
Ketakutan akan para pendeta Shaolin yang mahir dalam beladiri/berkelahi, maka pada masa itu kerajaan Cina menghancurkan Biara Shaolin. Tetapi Kempo hidup dan berkembang di sebagian masyarakat secara rahasia, dimana tehnik Kempo dipakai untuk melawan segala jenis kejahatan. Pada masa itulah tumbuh dan berkembang beberapa jenis aliran beladiri yang berasal dari Kempo.
Sebelum Perang Dunia II, penemu Kempo, Doshin So tinggal di Cina. beliau berkesempatan berlatih dari beberapa aliran Kempo yang sudah berkembang. Doshin So dipaksa untuk pulang ke Jepang pada saat Rusia memulai invansinya ke Mansuria. Pengalaman saat Rusia menduduki Cina, menimbulkan inspirasi Doshin So untuk mendedikasikan dirinya untuk membina orang-orang yang mempunyai inginan untuk berbhakti kepada masyarakat dan lingkungannya. Doshin So memakai prinsip -
prinsip ajaran Budha pada awalnya. Sementara ajarannya terus berkembang, Doshin So sadar bahwa dengan kata-kata saja tidaklah cukup. Oleh sebab itu beliau mulai mendirikan Dojo yang dipakai sebagai tempat untuk berlatih dan meningkatkan seni bela diri yang beliau pelajari selama ini dan menyatukannya kedalam system yang dikembangkannya sendiri. Dimana dalam hal ini beliau menyatukan/mengkombinasikan antara tehnik fisik dan filosofi beliau (Kongo Zen), maka lahirlah seni bela diri Shorinji Kempo.
Shorinji Kempo berpusat di kota Tadotsu, kota dimana Doshin So mulai mengajarkan Shorinji Kempo. Saat ini tidak kurang dari 1.5 juta anggotanya tersebar diseluruh dunia, yang tergabung dalam WSKO (World Shorinji Kempo Organisation).

Di Indonesia Kempo mulai dikenal pada tahun 1966, dimana pada saat itu tiga orang pemuda Indonesia baru kembali dari menimba ilmu di Jepang. Ketiga pemuda itu adalah Ginanjar Kartasasmita, Indra Kartasasmita dan Uthin Syahraz (alm.) Kemudian ketiga pemuda ini mendirikan organisasi yang diberi nama PERKEMI (Persaudaraan Beladiri Kempo Indonesia) sebagai wadah perkumpulan seni beladiri Kempo secara nasional.
Tepatnya PERKEMI berdiri pada 2 Pebruari, 1966 dan pada tahu 1970 PERKEMI mendapat pengakuan dari KONI (Komite Olah raga Nasional Indonesia), dan juga sudah mendapat pengakuan dari WSKO (World Shorinji Kempo Organisation)
Saat ini PERKEMI sudah mempunyai cabang di 26 propinsi di seluruh Indonesia.