Selasa, 26 Juli 2011
Shorinji Kempo Dalam Ajang PORPROV III JATIM di kEDIRI
Senin, 25 Juli 2011
Gasnas In DODIK BELA NEGARA RINDAM V BRAWIJAYA MALAM
Kumi Embu VII ( IV DAN )
Gyaku Geri Chi San RHK
Gyaku Sode Dori / Gyaku Sode Maki
Omote Nage / Ura Nage
Chudan Gaeshi Uchi Uke Zuki
Kakuritsu Ken Dai Go ( Dan Geri Sambo Uke )
Maki Komi Gote / Morote Kiri Gote
Ushiro Eri Dori / Ushiro Kubi Nage
Kaishin Zuki Osea Kannuki Nage
Hangetsu Kubi Nage
Kumi Embu VI ( III DAN )
Chudan Gaeshi RHK
Konoha Okuri
Ryu Nage / Soto Maki Tembin
Mikazuki Gaeshi Kari Ashi
Soku to Geri Hiki Ashi Nami Gaeshi
Sode Maki / Sode Maki gaeshi
Okuri Tsuki Taoshi / koshi Kujiki
Hangetsu Gaeshi Sukui Kubi Nage
Kiri Kaeshi Gote / Kiri Kaeshi Nage
Kumi Embu V ( II DAN )
Tai ten Ichi RHK
Idori Gyaku Gote
Uwa Uke Nage / Uwa Uke gyakute Nage
Kinteki Geri Hiza Uke Nami Gaeshi RHK
Jun Geri Chi Ichi RHK
Maki Otoshi
Okuri Hiji Zeme
Shita Uke Geri Kote Nage
Keri Ten Ichi Sukui Kubi Nage
Kumi Embu IV ( I DAN )
Kote Maki Gaeshi
Tsubame Gaeshi RHK
Maki Gote ( Morote )
Mawashi Geri Sambo Uke Nami Gaeshi RHK
Okuri Gote ( ryote )
Furi Ten Ni RHK
Ude Maki
Keri Ten San RHK
Oshi Gote ( ryote )
Kumi Embu III ( Kyu I )
Soto Uke Zuki RHK
Sode Nuki
Uwa Sode Dori
Kusshin Zuki RHK
Soto Oshi Uke Zuki RHK
Kata Muna Otoshi
Eri Juji
Ude Maki
Chidori Gaeshi RHK
Kumi Embu II ( Kyu II )
Uchi Uke Geri
Juji Nuki ( katate )
Juji Gote ( Katate )
Han Tenshin Geri
Juji Uke Geri
Kiri Kaeshi Nuki ( Katate )
Kiri Gote ( Katate )
Shita Uke Jun Geri
Tsuki Ten Ichi
Kumi Embu I ( Kyu III )
Uwa Uke Geri
Kote Nuki
Gyaku Gote
Uchi Uke Zuki
Shita Uke Geri
Uwa Uke Zuki
Katate Yori Nuki
Ryote Yori Nuki
Katate Okuri Gote
WAZA KYU II
2. uchi uke geri ren han ko
3. kiri nuki (uchi, soto)
4. juni nuki (katate, Ryote)
5. gassho nuki
6. yoko tenshin geri ren han ko
7. han tensin geri ren han ko
8. juji gote (katate, ryote)
9. ryaku juji gote
10. juji uke geri ren han ko
11. ryaku juji gote
12. juji uke geri ren han ko
13. ryote okuri gote ura gatame
14. kiri kaeshi nuki
15. san kaku Nuki (yoko hiji ate)
16. kiri gote (katate, morote)
17. tsubame gaeshi ren han ko
15. chidori gaeshi, kari ashi Ren Hanko.
PB PERKEMI
PENGURUS BESAR
PERSAUDARAAN BELA DIRI KEMPO INDONESIA
(PB. PERKEMI)
SUSUNAN PERSONALIA KEPENGURUSAN TINGKAT PUSAT
PENGURUS BESAR PERSAUDARAAN BELADIRI KEMPO INDONESIA
( PB. PERKEMI ) MASA BAKTI 2007 - 2011
Berdasar Surat Keputusan Ketua Umum KONI Pusat No. : 134 Tahun 2007
Tentang
Pengukuhan Personalia Kepengurusan Tingkat Pusat Pengurus Besar
Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia (PB. PERKEMI)
Masa Bakti 2007 - 2011
- Dewan Kehormatan :
1. Rita Subowo (Ketua Umum KONI & KOI)
2. Prof. Dr. Ir. Ginandjar Kartasasmita.
3. Drs. Indra Kartasasmita, MSc.
4. Ir. Sidharta Aboejono Martoredjo
5. Harry Triono, S.IP.,MM.
6. Ir. R. Ermansyah Yamin
7. Ir. Suryanto
8. Timbul Thomas Lubis, SH., LL.M.
- Dewan Penyantun :
Ketua : Kusumo Abuejono Martoredjo
Wakil Ketua : Ny. Nadia Kresna Anna Sunindar
Wakil Ketua : Dr. Mohamed Idwan Ganie, S.H.
Sekretaris : Sekretaris Jenderal PB. Perkemi
Anggota :
1. Jahya Soetoyo, MBA.
2. Arief Tarunakarya Surowidjojo, S.H.,LL.M.
3. Joyo Winoto, Ph.D.
4. Ir. Nyoman G. Wiryanata, MBA
5. Ir. Budi Santoso
6. Iman Sarwoko, S.E.
7. Didi Dermawan, SH., LL.M.
8. Ade Sachman H. Kadiman
- Pengurus Besar :
Ketua Umum : Timbul Thomas Lubis, S.H., LL.M.
Wakil Ketua Umum : Ir. Sidharta Abuejono Martoredjo
Sekretaris Jenderal : Ruddy Budy Manoppo, S.H.
Wakil Sekretaris Jenderal I : Drs. Adi Wibowo, MM.
Wakil Sekretaris Jenderal II : Donisius Situmorang
Bendahara : Ir. Fifi Syamsuddin, MSISE
Wakil Bendahara I : Luhut Martujuan Gurning, S.E.
Wakil Bendahara II : Dra. Ullya Himawaty
- Komisi Organisasi, Hukum dan Etika :
Ketua : Timbul Thomas Lubis, SH., LL.M.
Wakil Ketua : Bismoko, SH.
- Komisi Hubungan Luar Negeri :
Ketua : Ferry Aboejono Martoredjo, S.E.
Wakil Ketua : Ir. Barresto Fransisco d Jesus
- Komisi Pembinaan Prestasi :
Ketua : Drs. Yudi Siswantoro, M.Si.
Wakil Ketua : Drs. Garuda Zainuddin
- Komisi Penelitian dan Pengembangan :
Ketua : Dr. dr. James Tangkudung, Sportmed. M.Pd.
Wakil Ketua : Ir. Arief Chandra Setiawan
- Komisi Pertandingan dan Perwasitan :
Ketua : Drs. Wartoyo, MM.
Wakil Ketua : Elisabeth Prahmanawaty
- Komisi Pelajar dan Mahasiswa :
Ketua : Drs. Sofyan Hanif
Wakil Ketua : Djombriek, S.E.
- Komisi Daya dan Dana :
Ketua : Jimmy Sumarlin
Wakil Ketua : Ir. Maya Moerad
- Komisi Media dan Humas :
Ketua : Ardhian Novianto, SIP.
Wakil Ketua : Roy Emiril Djoenaid
- Komisi Perencanaan dan Anggaran :
Ketua : Ir. Othman Djoenaid
Wakil Ketua : Samaun A. Thalib, S.E.
- Komisi Perlengkapan dan Umum :
Ketua : Ir. J.M. Hanggoro
Wakil Ketua : Robby Yohanes
- Badan Pengawas Keuangan :
Ketua : Yan Partawijaya, SE.
Wakil Ketua : Indra Rambe, S.E.
Anggota : Anton Darmawan, SE.
- Dewan Guru :
Ketua : Drs. Indra Kartasasmita, M.Sc.
Wakil Ketua I : Nilo Hadisusilo, S.E.
Wakil Ketua II : Djumhana Sidik, S.H.
Sekretaris : Drs. Ananto Haryono, MM.
Wakil Sekretaris : Sigit Sayuto, S.E.
Anggota :
1. Henry Soselisa 11. Ir. Agus Tanimoto
2. Hans Johannes Pohan 12. Dr. Virly Ardianto, Sp.PD.
3. Drs. Yudi Siswantoro, M.Si. 13. Drs. Pande Sumarta Yoga
4. Drs. Garuda Zainuddin 14. Nurdin
5. Denny Alaudsyah Djoenaid 15. Yanuar Rizal, S.E., MM.
6. Ferryanto Aboejono Martoredjo, S.E. 16. Elisabeth Prahmanawaty
7. Drs. Wartoyo, MM. 17. Drs. Zulkifly Nasution
8. Gofy Handikawati, S.H., Sp. N. 18. Made Mandiyasa, S.E.
9. Onny Azistiono 19. Goerge Hadjoh, S.H.
10. Dr. Yuli Sumarsono, Sp.PK. 20. Suprayogi, S.Pd.
- Majelis Sabuk Hitam :
Ketua : Ir. Sidharta Aboejono Martoredjo
Wakil Ketua I : Ibrahim Masna
Wakil Ketua II : Henry Soeselisa
Sekretaris : Merary Nainggolan, S.E.
Wakil Sekretaris : Hans Johannes Pohan
Anggota :
1. Prof. Dr. Idrus Andi Paturusi (Sulsel)
2. Ir. Benny Sukawanto, MBA. (Jabar)
3. Ir. Harry Baskoro (Jatim)
4. Dr. Christian Handayani, M.Psy (DIY)
5. M. Syawal Bondoreso, MM. (Kalbar)
6. Ir. Abdul Rahman Nasution, Msi (Papua Barat)
7. Barnabas Djurumana, S.H. (NTT)
8. Frederick Billy, S.H. (Bali)
9. Yulianto Maris, S.E. (DKI Jakarta)
10. Yanuar Rizal, S.E., MM. (Sumbar)
Alamat :
Pintu VI Stadion Gelora Bung Karno, Senayan
Jakarta 10270
Telp : 5712017 Fax. : 5732740
E-mail : perkemi@cbn.net.id
Website : www.perkemi.or.id
FALSAFAH SORINJI KEMPO
Karena seni bela diri kempo waktu itu menjadi sebagian dari latihan bagi para calon Bikshu, dengan sendirinya ilmu itu harus mempunyai dasar falsafah yang kuat. Dengan dilandasi agama Budha, yaitu membunuh dan menyakiti, maka semua KENSHI (pemain Kempo) dilarang menyerang terlebih dahulu sebelum diserang. Hal ini menjadi doktrin Kempo, bahwa "perangilah dirimu sendiri sebelum memerangi orang lain". Berdasarkan doktrin ini mempengaruhi pula susunan beladiri ini, sehingga gerakan teknik selalu dimulai dengan mengelak/menangkis serangan dahulu, baru kemudian membalas. Selanjutnya disesuaikan menurut kebutuhan yakni menurut keadaan serangan lawan.
Dharma selalu mengajarkan bahwa disamping dilarang menyerang juga tidak selalu setiap serangan dibalas dengan kekerasan. Sehingga dalam ilmu Kempo itu lahirlah apa yang berbentuk mengelak saja. Cukup menekukkan bagian-bagian badan lawan, kemudian mengunci dan bila terpaksa barulah dilakukan penghancuran titik-titik lemah lawan, berupa tendangan, sikutan, pukulan dan sebagainya. Bentuk yang pertama dikenal sebagai JUHO dan yang berikutnya sebagai GOHO.
Setiap kenshi diharuskan menguasai teknik GOHO (keras) dan JUHO (lunak), artinya tidak dibenarkan apabila hanya mementingkan pukulan dan tendangan saja dengan melupakan bantingan dan lipatan-lipatan.
URUTAN WAZA KYU-IV
- Ryu Sui Geri
- Uchi Uke Zuki
- Ude Juji
- Kote Nuki
- Kote Nuki Yang Disempurnakan
- Gyaku Gote
- Uwa Uke Geri Vs Shuto Uchi
HASRAT DAN TUJUAN MEMASUKI KEMPO
- bela diri
- kuat fisik dan mental
- olahraga supaya sehat/kuat
- menguasai diri
JANJI DAN IKRAR PERKEMI
JANJI
Kami berjanji : Akan selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menghormati atasan, tidak meremehkan bawahan, saling mengasihi, saling menolong.
Kami berjanji : Akan tunduk pada pimpinan, mengikuti latihan tanpa keraguan, sebagai insan yang murni.
Kami berjanji : Akan mengamalkan ajaran Kempo, bagi masyarakat banyak, dan tidak hanya untuk kepentingan pribadi.
IKRAR
Kami Putra Indonesia : Pecinta Tanah Air, bertekad mempertinggi martabat bangsa.
Kami Putra Indonesia : Pembela kebenaran dan keadilan, berprikemanusiaan, bersopan santun, senantiasa mengutamakan, kepentingan bangsa dan negara, diatas kepentingan pribadi.
TEKNIK BELA DIRI SHORINJI KEMPO
SEJARAH BELA DIRI KEMPO
Kurang lebih pada tahun 550 M, pendeta budha ke-28 yang bernama DHARMA TAISHI berpindah dari tempat tinggalnya di BARAMON (India) ke daratan TIONGKOK. Ia menetap di sebuah kuil yang bernama SIAUW LIEM SIE atau dikenal kemudian dengan nama SHORINJI yang terletak di Propisi KWA NAM. Selama dalam perjalanan dan pengembaraannya, Dharma Taishi juga menyebarkan agama Budha. Dalam tugasnya ini, tidak sedikit tantangan, acaman, dan hinaan yang dialaminya, bahkan hampir merenggut nyawanya. Dari pengalaman-pengalaman itu timbullah anggapan dalam dirinya bahwa seorang calon biksu sebaikya juga melatih ketahanan jasmaninya, di samping membersihkan rohaninya untuk mecapai nirwana dengan bersemedi.
Dharma Taishi atau yang bergelar Pendeta Buddha ke-28 selama di India pernah belajar Indo Kempo (SIlat India), dan karena tantangan-tantangan yang dihadapinya dalam pengembaraannya di Tiongkok, kemudian ia mempelajari pula berbagai aliran silat Tiongkok kuno. Selama 9 tahun ia bertapa, tekadnya menyusun suatu ilmu mempertahankan diri dan dimaksudkan sebagai syarat dan mata pelajaran bagi calon pendeta Buddha.
Seni beladiri ini dilatih secara khusus kepada para calon biksu didikannya, dan diajarkan secara rahasia dalam kuil shorinji. Selain anggota, tidak boleh melihat atau masuk ke dalam kuil. Namun keampuhan seni beladiri ciptaannya itu dengan cepat pula menjadi buah bibir masyarakat sekitarnya, bahkan menjalar secara luas di daratan Tiongkok.
Shorinji Kempo sendiri mengalami perkembangan pesat di daratan Tiongkok. Pengikutnya kian bertambah banyak. Sebab itu, shorinji Kempo kian berpengaruh dalam masyarakat Tiongkok.
Lahirnya Shorinji Kempo di Jepang Di awal abad XX, yakni di tahun 1900 – 1901, di Tiongkok meletuslah perlawanan rakyat menentang masuknya kolonialisme barat. Dan banyak pengikut Shorinji Kempo melibatkan diri dengan perlawanan rakyat. Pemberontakan di awal abad XX tersebut akhirnya menjadi suatu pergerakan nasional dan disokong oleh Ratu Tze-Sji, yang juga ingin membersihkan tanah airnya dari penjajahan bangsa barat.
Dengan mengerahkan bantuan yang besar dan juga mempergunakan peralatan perang mutahir, pihak Kolinialisme Barat akhirya mampu mematahkan perlawanan rakyat Tiongkok. Perang yang menelan jutaan korban itu terkenal dengan sebutan “Perang Boxer”. Dan oleh Kolonialisme Barat, pengikut-pengikut Dharma Taishi dikerjar dan dibunuh, organisasinya dilarang, kuil-kuil Shorinji dirusak dan dibakar.
Namun demikian, masih banyak pengikut Shorinji Kempo dan juga Biksu-biksu yang sempat meloloskan diri dari kejaran pasuka penjajah. Kembanyakan dari mereka yang meloloskan diri tersebut masih berusia muda dan belum menguasai seni bela diri yang diwariskan oleh Dharma Taisi tersebut.
Kebanyakan mereka melarikan diri ke arah Timur dan Selatan, dan mengajarkan aliran Shorinji yang mereka kuasai kepada pedangang-pedagang di Okinawa, Taiwan, dan juga Muangtai.
Karena tidak terorganisirnya kesatuan, maka penyebara Shorinji mulai membentuk seni beladiri baru. Mereka yang melarikan diri ke Muangthai dengan hanya menguasai teknik GOHO (memukul, menendang, dan menangkis), mempengaruhi perkembagan seni bela diri yang ada di daerah tersebut. Maka muncullah apa yag disebut “Thai Boxing”. Ajaran Shorinji, terutama teknik GOHO, juga mempengaruhi seni beladiri yang ada di Okinawa sehingga timbullah beladiri bernama OKINAWATE (kemudian dikenal sebagai KARATE).
Mereka yang melarikan diri ke Kepulauan Jepang lainnya, dan menggunakan teknik JUHO (lunak) juga mempengaruhi seni bel diri yang ada di daerah-daerah tersebut. Dari Juho kemudian muncullah seni bela diri JU-JIT-SU , juga AIKIDO, dan Judo.
Pada tahun 1928, seorang pemuda dari Jepang bernama SO DOSHIN di kirim ke Tiongkok dalam pasukan ekspedisi tenntara Jepang ke Manchuria. So Doshin yang tak sepaham dengan cara-cara penjajahan Jepang, kemudian melarikan diri dari induk pasukannya dan mengembara di daratan Tiongkok. Dalam pengembaraannya, ia bertemu dengan seorang pendeta Budha yang akhirnya membawanya ke kuil SIAU LIEM SIE. Kuli ini telah diperbaiki oleh penerus-penerus Dharma Taishi, setelah dimusnahkan oleh Kolonialisme dalam perang Boxer.
Di kuil shorinji, So Dhosin akhirnya mempelajari ilmu Shorinji Kempo, langsung dibawah asuhan Mahaguru (Sihang) ke-20 yaitu WEN TAY SON. Dengan tekun ia berlatih dan karena kesetiaan dan penguasaanya yang sempurna akan Shorinji Kempo, maka So Doshin diberi penghargaan tertinggi menjadi Mahaguru ke-21 dan diperbolehkan meninggalkan kuil Shorinji untuk meneruskan ajaran Kempo di daratan Jepang.
Tahun 1945, setelah 17 tahun menggembleng dirinya di kuil Shorinji Kempo, So Doshin yang telah bergelar Sihang ke-21 kembali ke Jepang. DI Jepang ia membuat DOJO (Tempat Latihan) sediri. Ia memilih tempat kota Tadotsu, yang terletak di propinsi Kagawa, di Pulau Shikoku yang kemudian terkenal sebagai Pusat Shorinji Kempo.
Murid-muridnya mulai berdatangan di Dojonya, tidak saja dari daerah sekitarnya, juga dari daerah-daerah lain di Jepang, bahkan dari luar Jepang sendiri (terutama mahasiswa asing yang sedang belajar di Jepang), Sihang ke-21 ini seperti halnya yang dialaminya sendiri, juga menempa murid-muridnya dengan disiplin yang keras. Namun dibalik berbagai gemblengan fisik dan mental yang keras, Guru Besar Shorinji Kempo ini tetap menempatkan seni bela diri ini sebagai pengayoman hati dan jiwa dengan penuh rasa damai dan welas asih bagi para Kenshinya.
PERKEMBANGA SHORINJI KEMPO DI INDONESIA
Konsekuensi yang harus dilaksanakan oleh pemerintah Jepang setelah kesalahannya pada Perang Dunia II kepada bangsa Indonesia adalah membayar Pampasan Perang. Salah satu dari cara atau bentuk pembayara pampasan itu adalah sejak akhir 1959, pemerintah Jepang menerima mahasiswa Indonesia dan juga pemudaya belajar dan training di negeri tersebut.
Maka, sejak itu secara bergelombang dari tahun ke tahun sampai tahun 1965, ratusan mahasiswa dan pemuda Indonesia mendapat kesempatan untuk belajar di Jepang. Dari Jumlah tersebut tidak sedikit pula di antara mereka yang memanfaatkan waktu-waktu senggang dan liburnya untuk belajar dan memperdalam seni bela diri yang ada di Jepang. Dari mereka ini pula, akhirnya sekembalinya ke tanah air tidak saja menggondol ijazah menurut bidang study mereka, juga memperoleh tambahan, berupa penguasaan atas seni bela diri yang ada di Jepang, seperti: Karate, Judo, Ju Jit Su dan Juga kempo.
Pada tahun 1962, dalam suatu acara kesenian yang dipertunjukkan mahasiswa Indonesia menyambut kunjungan tamu-tamu penting dari Tanah Airnya, seorang pemuda Indonesia bernama Utin Syahraz mendemonstrasikan kebolehannya bemain Kempo. Utin Syahraz tiba di Tokyo sekitar tahun 1960 sebagai Trainee Pampasan. Sebelumnya, ia adalah pegawai pada Departemen Pekerjaan Umum di Jakarta. Apa yang didemonstrasikan itu, akhirnya menarik minat pemuda dan mahasiswa Indonesia lainnya. Mereka antara lain Indra Kartasasmita dan Ginanjar Kartasasmita serta beberapa lainnya yang datang kemudian di Jepang. Dalam waktu-waktu luang dan libur, mereka memanfaatkan waktunya untuk datang langsung ke Pusat Shorinji Kempo di Kota Tadotsu untuk membina langsung seni bela diri tersebut dari Sihangnya.
Untuk meneruskan warisan bela diri Shorinji Kempo, seperti apa yang mereka peroleh di Jepang kepada rekan-rekan senegaranya, ketiga pemuda yaitu Utin Syahraz, Indra Kartasasmita dan Ginandjar Kartasasmita bertekad melahirkan dan membentuk suatu wadah yang bernama PERKEMI (Persaudaraan Beladiri Kempo Indonesia). Wadah ini secara resmi dibentuk pada tanggal 2 Februari 1966.
Kini PERKEMI talah melahirkan ribuan kenshi-kenshi yang bersebar di seluruh Tanah air. PERKEMI berada dibawah naungan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) , dan juga menjadi anggota penuh dari Federasi Kempo se-Dunia WSKO (World Shorinji Kempo Organization) yang berpusat di Kuil Shorinji Kempo di kota Tadotsu, Jepang.
Sejarah Singkat Shorinji Kempo
sejarah singkat shorinji kempo
Shorinji Kempo ditemukan di Jepang pada tahun 1947 oleh Doshin So. Tetapi awal mula sejarahnya dapat di pastikan bermula dari India sekitar 5000 tahun yang lalu, dimana tehnik beladir fisik berkembang dan menyebar bersama ajaran Budha yang saat itu masuk ke daratan Cina, dan mengakar di Biara Shaolin.
Tehnik Kempo mulai dipelajari dan dipakai oleh para pendeta di Shaolin untuk melatih tehnik beladiri dan juga dipakai untuk melatih mereka secara spiritual.
Ketakutan akan para pendeta Shaolin yang mahir dalam beladiri/berkelahi, maka pada masa itu kerajaan Cina menghancurkan Biara Shaolin. Tetapi Kempo hidup dan berkembang di sebagian masyarakat secara rahasia, dimana tehnik Kempo dipakai untuk melawan segala jenis kejahatan. Pada masa itulah tumbuh dan berkembang beberapa jenis aliran beladiri yang berasal dari Kempo.
Sebelum Perang Dunia II, penemu Kempo, Doshin So tinggal di Cina. beliau berkesempatan berlatih dari beberapa aliran Kempo yang sudah berkembang. Doshin So dipaksa untuk pulang ke Jepang pada saat Rusia memulai invansinya ke Mansuria. Pengalaman saat Rusia menduduki Cina, menimbulkan inspirasi Doshin So untuk mendedikasikan dirinya untuk membina orang-orang yang mempunyai inginan untuk berbhakti kepada masyarakat dan lingkungannya. Doshin So memakai prinsip -
prinsip ajaran Budha pada awalnya. Sementara ajarannya terus berkembang, Doshin So sadar bahwa dengan kata-kata saja tidaklah cukup. Oleh sebab itu beliau mulai mendirikan Dojo yang dipakai sebagai tempat untuk berlatih dan meningkatkan seni bela diri yang beliau pelajari selama ini dan menyatukannya kedalam system yang dikembangkannya sendiri. Dimana dalam hal ini beliau menyatukan/mengkombinasikan antara tehnik fisik dan filosofi beliau (Kongo Zen), maka lahirlah seni bela diri Shorinji Kempo.
Shorinji Kempo berpusat di kota Tadotsu, kota dimana Doshin So mulai mengajarkan Shorinji Kempo. Saat ini tidak kurang dari 1.5 juta anggotanya tersebar diseluruh dunia, yang tergabung dalam WSKO (World Shorinji Kempo Organisation).
Di Indonesia Kempo mulai dikenal pada tahun 1966, dimana pada saat itu tiga orang pemuda Indonesia baru kembali dari menimba ilmu di Jepang. Ketiga pemuda itu adalah Ginanjar Kartasasmita, Indra Kartasasmita dan Uthin Syahraz (alm.) Kemudian ketiga pemuda ini mendirikan organisasi yang diberi nama PERKEMI (Persaudaraan Beladiri Kempo Indonesia) sebagai wadah perkumpulan seni beladiri Kempo secara nasional.
Tepatnya PERKEMI berdiri pada 2 Pebruari, 1966 dan pada tahu 1970 PERKEMI mendapat pengakuan dari KONI (Komite Olah raga Nasional Indonesia), dan juga sudah mendapat pengakuan dari WSKO (World Shorinji Kempo Organisation)
Saat ini PERKEMI sudah mempunyai cabang di 26 propinsi di seluruh Indonesia.
Tehnik Kempo mulai dipelajari dan dipakai oleh para pendeta di Shaolin untuk melatih tehnik beladiri dan juga dipakai untuk melatih mereka secara spiritual.
Ketakutan akan para pendeta Shaolin yang mahir dalam beladiri/berkelahi, maka pada masa itu kerajaan Cina menghancurkan Biara Shaolin. Tetapi Kempo hidup dan berkembang di sebagian masyarakat secara rahasia, dimana tehnik Kempo dipakai untuk melawan segala jenis kejahatan. Pada masa itulah tumbuh dan berkembang beberapa jenis aliran beladiri yang berasal dari Kempo.
Sebelum Perang Dunia II, penemu Kempo, Doshin So tinggal di Cina. beliau berkesempatan berlatih dari beberapa aliran Kempo yang sudah berkembang. Doshin So dipaksa untuk pulang ke Jepang pada saat Rusia memulai invansinya ke Mansuria. Pengalaman saat Rusia menduduki Cina, menimbulkan inspirasi Doshin So untuk mendedikasikan dirinya untuk membina orang-orang yang mempunyai inginan untuk berbhakti kepada masyarakat dan lingkungannya. Doshin So memakai prinsip -
prinsip ajaran Budha pada awalnya. Sementara ajarannya terus berkembang, Doshin So sadar bahwa dengan kata-kata saja tidaklah cukup. Oleh sebab itu beliau mulai mendirikan Dojo yang dipakai sebagai tempat untuk berlatih dan meningkatkan seni bela diri yang beliau pelajari selama ini dan menyatukannya kedalam system yang dikembangkannya sendiri. Dimana dalam hal ini beliau menyatukan/mengkombinasikan antara tehnik fisik dan filosofi beliau (Kongo Zen), maka lahirlah seni bela diri Shorinji Kempo.
Shorinji Kempo berpusat di kota Tadotsu, kota dimana Doshin So mulai mengajarkan Shorinji Kempo. Saat ini tidak kurang dari 1.5 juta anggotanya tersebar diseluruh dunia, yang tergabung dalam WSKO (World Shorinji Kempo Organisation).
Di Indonesia Kempo mulai dikenal pada tahun 1966, dimana pada saat itu tiga orang pemuda Indonesia baru kembali dari menimba ilmu di Jepang. Ketiga pemuda itu adalah Ginanjar Kartasasmita, Indra Kartasasmita dan Uthin Syahraz (alm.) Kemudian ketiga pemuda ini mendirikan organisasi yang diberi nama PERKEMI (Persaudaraan Beladiri Kempo Indonesia) sebagai wadah perkumpulan seni beladiri Kempo secara nasional.
Tepatnya PERKEMI berdiri pada 2 Pebruari, 1966 dan pada tahu 1970 PERKEMI mendapat pengakuan dari KONI (Komite Olah raga Nasional Indonesia), dan juga sudah mendapat pengakuan dari WSKO (World Shorinji Kempo Organisation)
Saat ini PERKEMI sudah mempunyai cabang di 26 propinsi di seluruh Indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)